Sabtu, 23 Juli 2011

Minoritas, Kader yang Ingin Anas Nonaktif

Anda harus dapat menemukan beberapa fakta yang sangat diperlukan tentang
dalam paragraf berikut. Jika ada setidaknya satu fakta anda tidak tahu sebelumnya, bayangkan perbedaan itu bisa membuat.
BOGOR, KOMPAS.com " Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok, yang juga mantan Ketua Tim Sukses Pemenangan Anas Urbaningrum, mengakui adanya kader PD yang menginginkan Ketua PD Anas nonaktif. Namun, sambung Mubarok, jumlah mereka tak signifikan.

"Begitu dia ngomong, baru interupsi, langsung disoraki. Tandanya dia itu minoritas. Orang lain tak suka seperti itu," kata Mubarok kepada para wartawan di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/7/2011).

Mubarok mengatakan, aspirasi pihak yang menginginkan Anas nonaktif setelah dituding menerima dana proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 sebanyak Rp 7 miliar tetap didengar. Tetapi, mayoritas kader mengesampingkannya.

Setelah Anda mulai bergerak melampaui informasi latar belakang dasar, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih banyak
dari Anda mungkin memiliki pikiran pertama.

Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Tengah Dani Sriyanto mengatakan, banyak kader partai yang sebenarnya menginginkan agar petinggi PD yang tersandung hukum untuk dinonaktifkan. Hal ini termasuk Ketua Umum PD Anas Urbaningrum, yang dituding M Nazaruddin turut menikmati uang suap proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011.

"Nazar ini orang timnya dia (Anas). Bagaimana kebenarannya? (Penonaktifan) bisa melalui kongres luar biasa atau cukup rakornas. Kalau ikuti prosedur hukum yang ada, akan lambat. Partai akan berada di ambang kehancuran," kata Dani kepada para wartawan di sela-sela acara Rapat Koordinator Nasional (Rakornas) PD di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/7/2011).

Namun, aspirasi ini tak disampaikan secara terbuka oleh para kader. Pasalnya, sambung Dani, banyak kader yang takut dijatuhi sanksi atau di-recall dari Parlemen. Dani mengaku banyak menerima telepon dan SMS terkait aspirasi ini.

"Saya akan suarakan walaupun saya akan jadi korban. Saya siap jadi tumbal Partai Demokrat demi kebaikan partai," kata Dani.

Tidak ada keraguan bahwa topik
bisa menarik. Jika Anda masih memiliki pertanyaan yang belum terjawab tentang
, Anda mungkin menemukan apa yang Anda cari dalam artikel berikutnya.

Tidak ada komentar: