Minggu, 17 Juli 2011

Anas Urbaningrum dan Pengawalnya...

Artikel berikut berisi informasi terkait yang mungkin menyebabkan Anda untuk mempertimbangkan kembali apa yang Anda pikir Anda mengerti. Yang paling penting adalah untuk belajar dengan pikiran terbuka dan bersedia untuk merevisi pemahaman Anda jika perlu.
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak kemelut kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet 2010 bergulir, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum jarang berkomentar. Pimpinan partai politik pemenang pemilu 2009 ini semakin sulit dimintai komentarnya setelah mantan Bendahara Umum PD M Nazaruddin, yang kini tersangka kasus dugaan suap ini, membeberkan nama sejumlah kader PD yang turut menikmati aliran dana tersebut.

Belum selesai kasus Nazaruddin, kini muncul kasus lainnya, yaitu kasus dugaan pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi yang melibatkan salah satu kadernya, yaitu Andi Nurpati, mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum.

Di sela-sela Peringatan Hari Lahir ke-85 Pengurus Besar Nadhlatul Ulama di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (17/7/2011), Anas sulit dimintai keterangan terkait perkembangan rencana PD yang akan memecat sejumlah kader yang terlibat kasus hukum.

Kadang-kadang aspek yang paling penting dari subjek tidak segera jelas. Jauhkan membaca untuk mendapatkan gambaran yang lengkap.

Ketika hendak diwawancarai, seorang pria tinggi berbadan tegap menghalangi sejumlah awak pers yang ingin mewawancarainya. Dengan sigap, pria ini merentangkan tangannya sehingga awak media kesulitan mendekatinya.

Ketika ditanya pun, mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam ini memilih tak berkomentar banyak."Sedang diproses," begitu jawab Anas ketika ditanya mengenai perkembangan pemecatan Nazaruddin.

Ketika ditanya kader lainnya yang juga akan dikenai sanksi, Anas hanya mengatakan, "Sedang diinventarisir."

Selama ini, Anas dikenal sebagai politisi yang komunikatif dengan media. Mantan Ketua Fraksi PD di DPR RI kerap mengirimkan pesan singkat yang berisi sikapnya terkait kasus tertentu. Kini, Anas hampir tak pernah sekadar berkirim pesan singkat dengan awak pers. Nomor ponselnya pun tak dapat dihubungi.

Sekarang Anda bisa mengerti mengapa ada minat yang tumbuh di
. Ketika orang mulai mencari informasi lebih lanjut tentang
, Anda akan berada dalam posisi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Tidak ada komentar: