Minggu, 05 Juni 2011

Nonaktif, Syarifuddin Tetap Terima Gaji

Apakah Anda ingin mencari tahu apa yang mereka-in-the-tahu harus katakan tentang
? Informasi dalam artikel di bawah ini berasal langsung dari para ahli baik informasi dengan pengetahuan khusus tentang
.
JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Mahkamah Agung (MA) memberhentikan sementara hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Syarifuddin, tak akan berimbas pada penerimaan penghasilan bulanannya. Syarifuddin, yang telah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan suap PT SCI, tetap mendapatkan setengah gajinya selama belum dinyatakan bersalah melalui keputusan pengadilan. Gaji pokok dari Syarifuddin berkisar Rp 6 juta - Rp 7 juta.

Sejauh ini, kami telah menemukan beberapa fakta menarik tentang
. Anda mungkin memutuskan bahwa informasi berikut ini bahkan lebih menarik.

"Dia terima gaji 50 persen dari gaji pokok, ditambah tunjangan istri dan anak. Sedangkan semua tunjangan hilang, remunerasi juga hilang. Tapi, kalau terbukti bersalah pasti langsung dipecat," ujar Ketua Mahkamah Agung Harifin Tumpa di Gedung MA, Jakarta, Senin (6/6/2011).

Harifin juga mengatakan, masyarakat berhak menilai apakah gaji hakim tersebut rendah atau tinggi. Namun, lanjutnya, tidak ada alasan bagi seorang hakim untuk menerima suap, jika merasa penghasilannya rendah."Gaji dari seorang hakim itu, berkisar Rp 6 juta sampai Rp 7 juta. Tambah remunerasi tergantung dari pangkatnya, bisa Rp 8 juta sampai 9 juta. Jadi, kalau itu dianggap rendah,publiklah yang harus menilai. Tapi itu tidak bisa menjadi alasan kemudian hakim menerima suap, karena dia telah menerima profesi hakim sebagai pilihan hidupnya ya itu harus diterima. Kalau merasa gaji rendah, jangan jadi hakim," tegasnya.

Syarifuddin diduga menerima uang suap dari kurator Puguh Wirayan terkait perkara kepailitan PT SCI untuk pengalihan aset. Aset tersebut berupa tanah di wilayah Bekasi seharga Rp 16 miliar dan Rp 19 miliar. Dalam penangkapan keduanya 1 Juni lalu, KPK juga menyita uang senilai Rp 250 juta dan sejumlah mata uang asing yang terdiri atas 84.228 dollar AS, 284.900 dollar Singapura, 20.000 yen, 12.600 baht. Dalam rupiah, totalnya sekitar Rp 2 miliar.

Apakah ada benar-benar ada informasi tentang
yang nonesensial? Kita semua melihat hal-hal dari sudut yang berbeda, sehingga sesuatu yang relatif tidak signifikan untuk yang satu akan sangat penting untuk yang lain.

Tidak ada komentar: