Rabu, 17 Agustus 2011

Aryanto Dinilai Tak Ramah Pada Petani

Ketika Anda belajar tentang sesuatu yang baru, mudah merasa kewalahan oleh jumlah informasi relevan yang tersedia. Artikel informatif akan membantu Anda berfokus pada titik sentral.
JAKARTA, KOMPAS.com -  Makin banyak saja catatan kritis mengenai dua dari delapan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang diloloskan Panitia Seleksi yakni mantan Deputi V Pengkajian dan Penanganan Sengketa Badan Pertanahan Nasional Aryanto Sutadi dan mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Zulkarnain.


Aryanto misalnya dinilai tak ramah terhadap petani selama menjabat Deputi V BPN. Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria Idham Arsyad mengungkapkan, pihaknya pernah mendapat laporan saat ada dialog tentang konflik tanah di Jawa Timur, Aryanto mengatakan petani seperti binatang.

Waktu terbaik untuk belajar tentang
adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Wise pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan beberapa pengalaman berharga
sementara itu masih bebas.

"Waktu dialog kasus di Jatim, dia mengatakan bahwa petani itu seperti binatang, dia juga bilang kalau ada petani yg masuk di areal perkebunan tembak saja," kata Idham kepada Kompas di Jakarta, Rabu (17/8/2011) malam.

Dalam sesi wawancara akhir dengan Pansel Pimpinan KPK, Aryanto sempat mengungkapkan rekening petinggi Polri bisa dianggap tak wajar jika lebih dari Rp 10 miliar.

Aryanto yang pernah menjadi Kepala Divisi Pembinaan Hukum Polri dan memiliki pangkat terakhir inspektur jenderal ini juga mengaku kadang menerima pemberian dari pihak tertentu sebagai ungkapan terima kasih atas apa yang sudah dikerjakan. 

Sebagai pengetahuan Anda tentang
terus tumbuh, Anda akan mulai melihat bagaimana
cocok ke dalam skema keseluruhan hal. Mengetahui bagaimana sesuatu berhubungan ke seluruh dunia juga penting.

Tidak ada komentar: