Rabu, 02 Februari 2011

Sulitnya Sampai ke Bandara Kairo

Have you ever wondered if what you know about mobil keluarga ideal terbaik indonesia is accurate? Consider the following paragraphs and compare what you know to the latest info on mobil keluarga ideal terbaik indonesia.
JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk sampai ke bandara di Kairo, WNI yang dievakuasi dari Mesir ke Jakarta harus beberapa kali menjalani pemeriksaan petugas keamanan di Negeri Piramid tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Salmi Abadi (23) mahasiswa tingkat satu Univesitas Al-Azhar Mesir. "Hampir setiap 50 meter kita harus menjalani pemeriksaan, bahkan koper kita yang begitu besar pun diperiksa. Bayangkan saja hampir setiap gang dilakukan pemeriksaan, pokoknya tidak bisa dihitung berapa kali saya menjalani pemeriksaan," jelas Salmi saat di temui di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (2/2/2011).

Sebetulnya mahasiswa asal Jambi ini tidak bermaksud untuk pulang saat ini karena kloter pertama ini dikhususkan untuk perempuan dan anak-anak. Tetapi karena banyak ibu-ibu yang menggedong anaknya akhirnya banyak bangku pesawat yang masih kosong.

"Kemudian saya mendapat telepon dari teman saya yang menjadi panitia keberangkatan. Katanya kamu mau pulang tidak? Kalau mau pulang saya akan jemput lima menit lagi," kata Salmi.

Those of you not familiar with the latest on mobil keluarga ideal terbaik indonesia now have at least a basic understanding. But there's more to come.

Lalu ia pun memutuskan untuk pulang bersama teman satu rumahnya Tauhid, mahasiswa asal Medan. "Dengan waktu yang begitu sempit ia memasukan barang-barangnya ke koper, bahkan baju-baju yang masih basah pun dimasukkan. Saya tidak memperhatikan barang-barang lagi yang penting jiwa saya selamat," tuturnya.

Kemudian ia pun bergegas berangkat ke bandara bersama temannya Tauhid. Ia dibawa ke KBRI kemudian langsung ke bandara dan terbang pada Selasa (1/2/2011) malam.

Suasana di pesawat pun bukan kepalang berisiknya karena banyak anak-anak yang menangis. "Baru di sini ada yang nangis, lalu menangis lagi di tempat lainnya. Pokoknya berisik sekali di dalam pesawat. Akhirnya saya pasang headset untuk mendengarkan musik," terangnya.

Ia sempat hilang kontak dengan keluarganya satu hari karena pemblokiran signal seluler dan internet pada puncak kerusuhan tanggal 25 Januari 2011. "Tetapi mungkin keluarga saya terus berusaha akhirnya kita bisa berkomunikasi," terangnya.

Sekarang ia sudah berada di Jakarta dan rencananya besok akan bertolak ke Jambi untuk bertemu keluarganya. "Saya tidak tahu sampai kapan aktivitas kampus akan kembali. Mungkin menunggu dulu situasi di sana normal kembali," tambah Salmi. (Tribunnews/Adi Suhendi)

That's how things stand right now. Keep in mind that any subject can change over time, so be sure you keep up with the latest news.

Tidak ada komentar: