YOGYAKARTA, KOMPAS.com - SeruanSekretaris Kabinet Dipo Alam untuk memboikot media massa mengundang keprihatinan sejumlah pihak.Di era demokrasi, sejatinya pemerintah harus selalu siap menghadapi kritikan pedas, termasuk kritikan media. Demikian diungkapkan Walikota Yogyakarta Hery Zudianto, Minggu (27/2/2011) di Yogyakarta. "Apabila kritikan ditelaah dan diklarifikasi dengan fakta-fakta pembanding, maka kritikan akan menjadi masukan yang baik untuk perbaikan kebijakan. Namun, jika kritikan itu tidak benar, biarlah masyarakat yang menilai,"ucapnya. Menurut Hery, kritikan maupun pujian sama-sama memiliki bobot penting untuk membangun pemerintahan yang baik. Hery menilai, secara umum kritikan media masih dalam batas kewajaran. "Memang tak bisa dipungkiri, kadang ada media yang sudut pandangnya cenderung menganut prinsip bad news is a good news . Tapi secara umum,kritikan mereka (media) masih wajar,"paparnya. Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.
Hery berharap, media memiliki prinsip bahwa kebenaran adalah berita atau truth news is a good news.Artinya, pemberitaan harus diberitakan secara berimbang sesuai dengan fakta sesungguhnya. "Jika faktanya buruk ya diberitakan buruk, jika faktanya baikya diberitakan baik berdasarkan hati nurani pengelola media,"kata Hery. Dari semua itu, bagi Hery, hikmah yang terpenting dari polemik pernyataan Dipo Alam adalah bagaimana semua komponen bangsa (termasuk media) mampu memaknai demokrasi, di mana semua pihak memiliki kewajiban untuk selalu mencari yang terbaik bagi bangsa. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Dipo Alam yang sempat mengucapkan seruan boikot terhadap media massa akhirnya dilaporkan Media Group (Media Indonesia dan Metro TV) ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Tak hanya itu, Dipo juga dilaporkan secara perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebaliknya, Dipo Alam yang masih merasa terus dirugikan melaporkan balik Metro TV ke Dewan Pers karena merasa dirugikan. Metro TV dinilai dengan sengaja menggunakan fasilitas publik yakni frekuensi untuk kepentingan pribadi untuk menyudutkan Dipo Alam lewat running text yang terus diputar berhari-hari bahwa Dipo menolak meminta maaf kepada pers.
Hery berharap, media memiliki prinsip bahwa kebenaran adalah berita atau truth news is a good news.Artinya, pemberitaan harus diberitakan secara berimbang sesuai dengan fakta sesungguhnya. "Jika faktanya buruk ya diberitakan buruk, jika faktanya baikya diberitakan baik berdasarkan hati nurani pengelola media,"kata Hery. Dari semua itu, bagi Hery, hikmah yang terpenting dari polemik pernyataan Dipo Alam adalah bagaimana semua komponen bangsa (termasuk media) mampu memaknai demokrasi, di mana semua pihak memiliki kewajiban untuk selalu mencari yang terbaik bagi bangsa. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Dipo Alam yang sempat mengucapkan seruan boikot terhadap media massa akhirnya dilaporkan Media Group (Media Indonesia dan Metro TV) ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Tak hanya itu, Dipo juga dilaporkan secara perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebaliknya, Dipo Alam yang masih merasa terus dirugikan melaporkan balik Metro TV ke Dewan Pers karena merasa dirugikan. Metro TV dinilai dengan sengaja menggunakan fasilitas publik yakni frekuensi untuk kepentingan pribadi untuk menyudutkan Dipo Alam lewat running text yang terus diputar berhari-hari bahwa Dipo menolak meminta maaf kepada pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar