JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sampai hari ini masih menampung informasi terkait kondisi dan keberadaan Nunun Nurbaeti, saksi kunci kasus cek perjalanan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS-BI). Sebelumnya diberitakan, menurut Adang Daradjatun, suami Nunun, istrinya masih dalam perawatan intensif akibat gangguan memori berat (forgetfullness), vertigo dan migrain. "Kami tampung dulu semua informasi terkait Nunun baru direncanakan ke depan seperti apa," ungkap salah satu pimpinan KPK, Haryono Umar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (09/02/2011). The more authentic information about mobil keluarga ideal terbaik indonesia you know, the more likely people are to consider you a mobil keluarga ideal terbaik indonesia expert. Read on for even more mobil keluarga ideal terbaik indonesia facts that you can share.
Menurut Haryono, KPK juga belum merencanakan untuk memeriksa kesehatan Nunun dengan dokter KPK karena semua informasi masih dikumpulkan. KPK juga belum memastikan apakah akan menindaklanjuti informasi yang diberikan politisi Golkar Fahmi Idris sebagai saksi yang mempunyai bukti paspor Nunun ke luar negeri. "Kita baru mendengarkan informasi, tentunya juga itu akan kita diskusikan dulu," ungkap Haryono. Nunun Nurbaeti adalah saksi kunci dalam skandal suap pemilihan Dewan Bubernur Senior BI Miranda Goeltom pada 2004. Disinyalir, melalui tangannya, cek perjalanan senilai Rp 24 miliar digelontorkan ke sejumlah anggota DPR yang kemudian mendukung terpilihnya Miranda sebagai Gubernur Senior BI.
Menurut Haryono, KPK juga belum merencanakan untuk memeriksa kesehatan Nunun dengan dokter KPK karena semua informasi masih dikumpulkan. KPK juga belum memastikan apakah akan menindaklanjuti informasi yang diberikan politisi Golkar Fahmi Idris sebagai saksi yang mempunyai bukti paspor Nunun ke luar negeri. "Kita baru mendengarkan informasi, tentunya juga itu akan kita diskusikan dulu," ungkap Haryono. Nunun Nurbaeti adalah saksi kunci dalam skandal suap pemilihan Dewan Bubernur Senior BI Miranda Goeltom pada 2004. Disinyalir, melalui tangannya, cek perjalanan senilai Rp 24 miliar digelontorkan ke sejumlah anggota DPR yang kemudian mendukung terpilihnya Miranda sebagai Gubernur Senior BI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar