JAKARTA, KOMPAS.com - Agar tak mencurigakan, pelaku pengeboman di dalam Masjid Adz-Dzikro di lingkungan Markas Polres Kota Cirebon, Jawa Barat Jumat (15/4/2011) kemarin, menggunakan celana hingga lima lapis. Modus itu agar menyamakan dengan kondisi badan yang dilapisi bom. Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, mengatakan, pada lapis pertama, pelaku menggunakan celana dalam. Pada lapis kedua dan ketiga, pelaku menggunakan celana pendek. Lalu, pada lapis keempat pelaku menggunakan celana panjang. Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan membaca sedikit lebih, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.
Pada celana di lapis ke empat itu pelaku melilitkan lakban agar rapat. Pelaku kembali memakai celana panjang warna hitam pada lapis kelima. "Sehingga kelihatan gemuk," kata Anton saat jumpa pers di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (16/4/2011). Anton mengatakan, pelaku menggendong semacam tas yang berisi bom. Sebelum meledakkan, tas itu lalu dipindahkan ke bagian perut bagian kanan. "Sehingga yang hancur bagian perut kanan. Adapun wajah masih utuh tak terluka," katanya. Hasil pemeriksaan terhadap jenasah diketahui pelaku berjenis kelamin laki-laki, ras mongolid, golongan darah O, umur antara 25 tahun hingga 35 tahun, tinggi 181 cm, berat 70 kg, kulit kuning langsat, dan nomor sepatu 43 (10 inci). "Ciri-ciri khusus di dahi kiri ada bekas luka, gigi seri atas ada yang patah dan gigi bawah masih lengkap. Kuku jempol tangan kiri ada bekas luka, dan jenggot tipis," ujar Anton didampingi Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri, Brigjen A Musadeq, Wakil Kabareskrim Polri Irjen Matius Salempang, dan jajaran humas lain.
Pada celana di lapis ke empat itu pelaku melilitkan lakban agar rapat. Pelaku kembali memakai celana panjang warna hitam pada lapis kelima. "Sehingga kelihatan gemuk," kata Anton saat jumpa pers di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (16/4/2011). Anton mengatakan, pelaku menggendong semacam tas yang berisi bom. Sebelum meledakkan, tas itu lalu dipindahkan ke bagian perut bagian kanan. "Sehingga yang hancur bagian perut kanan. Adapun wajah masih utuh tak terluka," katanya. Hasil pemeriksaan terhadap jenasah diketahui pelaku berjenis kelamin laki-laki, ras mongolid, golongan darah O, umur antara 25 tahun hingga 35 tahun, tinggi 181 cm, berat 70 kg, kulit kuning langsat, dan nomor sepatu 43 (10 inci). "Ciri-ciri khusus di dahi kiri ada bekas luka, gigi seri atas ada yang patah dan gigi bawah masih lengkap. Kuku jempol tangan kiri ada bekas luka, dan jenggot tipis," ujar Anton didampingi Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri, Brigjen A Musadeq, Wakil Kabareskrim Polri Irjen Matius Salempang, dan jajaran humas lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar